Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

IPCC: Peluang Batasi Pemanasan Global 1,5 Derajat Celsius Segera Tertutup

image-gnews
Presiden COP26 Alok Sharma menerima tepuk tangan saat Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris 13 November 2021. [REUTERS/Phil Noble]
Presiden COP26 Alok Sharma menerima tepuk tangan saat Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris 13 November 2021. [REUTERS/Phil Noble]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan sekarang, atau tidak sama sekali, jika umat manusia di Bumi ingin membatasi pemanasan global hanya hingga 1,5 derajat Celsius. Laporan Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan Kelompok Kerja III IPCC, Perubahan Iklim 2022: Mitigasi Perubahan Iklim tersebut telah disetujui pada 4 April 2022 oleh 195 pemerintah anggota IPCC, melalui sesi persetujuan virtual. 

“Tanpa pengurangan emisi segera dan mendalam di semua sektor, itu tidak mungkin lagi bisa dilakukan,” kata Ketua Bersama Kelompok Kerja III IPCC, Jim Skea.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pesannya untuk penerbitan laporan terbaru IPCC itu meminta masyarakat dunia untuk berhenti membakar planet tempat tinggal kita bersama. Ia juga mengajak berinvestasi dalam energi terbarukan yang melimpah di sekitar kita.

“Pilihan yang dibuat oleh negara-negara sekarang akan menciptakan atau menghancurkan komitmen membatasi pemanasan global hanya hingga 1,5 derajat Celsius," katanya.

Pergeseran ke energi terbarukan, Guterres menambahkan, akan memperbaiki campuran energi global yang rusak dan menawarkan harapan bagi jutaan orang yang menderita dampak perubahan iklim hari ini. "Janji dan rencana iklim harus diubah menjadi kenyataan dan tindakan sekarang juga,” kata Guterres dalam pesan video.

Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Profesor Petteri Taalas, mengatakan laporan terbaru IPCC itu harus menjadi dasar untuk peningkatan ambisi mitigasi iklim yang sangat dibutuhkan. Laporan itu, menurut Taalas, telah menunjukkan bahwa setiap sudut Bumi sudah terkena dampak perubahan iklim dan bahwa setiap wilayah di dunia memiliki dampak pada masalah perubahan iklim saat ini.

“Kita memiliki dua tantangan mendesak di depan, yaitu adaptasi dan mitigasi. Pembiayaan dan inisiatif politik visioner dan tindakan nyata diperlukan demi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang dan biosfer kita,” kata Taalas.

Pada 2010-2019 rata-rata emisi gas rumah kaca global tahunan telah berada pada tingkat tertinggi dalam sejarah peradaban manusia, meski lajunya mulai melambat. Sejak 2010, IPCC menghitung telah terjadi penurunan berkelanjutan hingga 85 persen dari biaya energi matahari dan angin, dan baterai (listrik). Berbagai kebijakan dan undang-undang yang sudah semakin banyak dibuat juga telah meningkatkan efisiensi energi, mengurangi tingkat deforestasi dan mempercepat penyebaran energi terbarukan.

Presiden AS Joe Biden menopangkan kepalanya saat menghadiri sesi pembukaan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris, 1 November 2021. Biden juga terlihat mengusap matanya saat PM Italia tengah berpidato. Erin Schaff/Pool via REUTERS

“Keputusan yang kita buat sekarang dapat menjamin masa depan yang layak huni, dan kita memiliki alat dan pengetahuan yang diperlukan untuk membatasi pemanasan,” kata Ketua IPCC Hoesung Lee.

Dia mengaku terdorong oleh aksi iklim yang telah dilakukan di banyak negara. Termasuk ada kebijakan, regulasi dan instrumen pasar yang disebutnya terbukti efektif. "Jika ini ditingkatkan dan diterapkan lebih luas dan adil, mereka dapat mendukung pengurangan emisi yang mendalam dan merangsang inovasi.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

8 jam lalu

Asap dan uap mengepul dari PLTU milik Indonesia Power, di samping area Proyek PLTU Jawa 9 dan 10 di Suralaya, Provinsi Banten, Indonesia, 11 Juli 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

Greenpeace mengkritik Pemerintah Indonesia yang masih menolerir proyek PLTU. Pemenuhan Paris Agreement 2015 masih jauh panggang dari api.


PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

2 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.


PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

2 hari lalu

Sejumlah warga melakukan salat jenazah pada warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

2 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

4 hari lalu

Warga berwisata ke Tower Mangrove di tengah hutan mangrove Kuala Langsa di Kota Langsa, Aceh, Minggu, 25 Februari 2024. Tower setinggi 45 meter itu menjadi landmark wisata baru Kota Langsa dengan daya tarik ekowisata, konservasi dan penelitian di hutang mangrove seluas 8.000 hektare tersebut. ANTARA/Khalis Surry
Hutan Mangrove Lebih Efektif Menyerap Emisi Karbon, Ini Penjelasannya

Hutan mangrove memiliki segudang manfaat terutama efektif menyerap emisi karbon. Begini penjelasannya .


153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

5 hari lalu

Seorang pria berjalan di jalan berlumpur, pasca banjir menyusul hujan lebat, di desa Kar Kar, provinsi Baghlan, Afghanistan 11 Mei 2024. REUTERS/Sayed Hassib
153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi


Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

7 hari lalu

Sisifus. Ilustrasi TEMPO/Imam Yunianto
Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

Survei besutan The Guardian menggambarkan pandangan para ahli mengenai situasi distopia akibat efek pemanasan global. Bencana iklim mendekat.


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

7 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

8 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

10 hari lalu

Koalisi dari organisasi masyarakat sipil dari Greenpeace Indonesia, Enter Nusantara, dan Market Forces menggelar aksi bersepeda di Car Free Day Jakarta pada Minggu, 5 Mei 2024. Dalam aksi ini mereka meminta agar perbankan berhenti berinvestasi terhadap energi kotor dan beralih ke energi terbarukan. Dok: Istimewa
5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.